Minggu, 18 Mei 2014

Puisi


Pagi Minggu Yang Tak Berdaya


Di pagi itu..
Mentari terbit seperti biasa
Burung-burung terbang tinggi di angkasa
Sedang manusia terlena akan dunia
Seolah yakin minggu itu bebas berpesta-pora
Tak ada yang menduga
Tak ada yang menyangka
Tuhan telah lebih dulu merancang peristiwa
Peristiwa dahsyat untuk kita wahai manusia
Masih ingatkah peristiwa 9 tahun yang lalu??
Saat diri tak mampu mencegahnya
Semuanya bukti agar kita tak perlu angkuh di bumi Allah pemilik alam semesta
Lihatlah dirimu di pagi minggu yang tak berdaya
Saat gempa mulai menguncang
Rasa takut dan cemas mulai datang
Takbir, tahlil, dan azan berkumandang
Manusia seketika sadar ini azab dari Sang Pencipta
Mulailah teringat akan dosa-dosa yang terabaikan
Dalam beberapa hitungan kedipan..
Tak perlu menunggu lama untuk kembali aman
Karna bukan bumi saja yang menguncang
Tapi lautan juga ikut menghadang
Meluluhlantakkan seluruh kehidupan
Apa yang  dibanggakan atas diri ini duhai anak Adam
Melihat diri di pagi minggu yang tak berdaya
Bahkan ibu bapak tak sempat diselamatkan
Ribuan sanak saudara menjadi korban
Apa yang dibanggakan saat harus hidup sebatang kara
Hanya penyesalan terhadap dosa yang terus kita sebutkan
Tunggu apa lagi duhai anak manusia
Tidaklah  lihat puluhan masjid yang masih tersisa
Itulah bukti kuasa Allah yang ingin ditunjukkan
Disaat ribuan jiwa dan hartamu hilang
Masjid tetap kokoh menunggu jama'ah datang

Nama: Raudhatun Hafizah
Fak/Jur: Syari’ah/ Hukum Pidana Islam
Aktivis LDK Ar-Risalah UIN Ar-Raniry


Tidak ada komentar:

Posting Komentar